Kupang, Kriminal.co – Setelah ditutup secara resmi oleh Pemerintah Kota Kupang pada 1 Januari 2019 lalu, pendapatan para Pekerja Seks Komersil (PSK) di Karang Dempel (KD) Tenau menjadi berkurang.
Hal ini merupakan akibat dari penutupan lokalisasi KD. Akibatnya pendapatan dari para penghuni lokalosasi KD menjadi berkurang terlebihi untuk kebutuhan makan dan minum.
Sejumlah Pekerjan Seks Komoersial (PSK) dalam dialog di lokalisasi KD mengaku bahwa penutupan yang dilakukan oleh pemerintah berujung pada minimnya pendapatan disebabkan oleh kurangnya pengunjung.
“Setelah tutup pendapatan kami berkurang bahkan untuk biaya makan minum saja hampir tidak cukup,” kata salah satu PSK dalam dialog terbuka itu.
Menurutnya, para pelanggan tetap mereka enggan mendatangi KD ini karena takut ditangkap oleh pihak berwajib karena telah ditutup secara resmi oleh pemerintah kota kupang.
“Biasanya tamu kami 3 sampai 5 orang dalam sehari, tapi setelah ditutup tidak ada lagi yang datang maka otomatis kami tidak ada penghasilan lagi,”ujarnya.
Para PSK berharap, Pemkot Kupang dapat mempertimbangkan kembali penutupan lokalisasi KD dengan mencabut ijin operasi di lokalisasi.
Terpisah, Ketua Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) NTT, Adelia kepada wartawan, Sabtu (5/1) mengaku penutupan lokalisasi KD oleh Pemkot Kupang tidak dipertimbangkan secara baik dengan memikirkan segala akibat dari penutupan lokalisasi.
“pemerintah harusnya mempertimbangkan kemungkinan terpuruk yang terjadi saat penutupan lokasi, mereka butuh makan setiap hari, uang air, listrik dan sewa kamar, ini harus di pertimbangkan,” kata Adelia.
Dijelaskannya, para PSK, OPSI NTT serta Pemkot Kupang telah dilakukan kesepakatan jika dilakukan penutupan lokalisasi KD namun kesepakatan belum dipenuhi oleh pemerintah telah dilakukan penutupan.
“Jika mau tutup maka sebelumnya harus penuhi dulu hasil kesepatakan baru tutup. Jangan belum penuhi itu tapi sudah tutup,”papar Adelia.(che)