Khusus untuk Distanbun, lanjut Tay Ruba, difokuskan pada pengembangan pertanian lahan kering kepulauan dengan marungga sebagai andalannya. Saat ini sedang dilakukan grand design dengan melibatkan perguruan tinggi, badan penelitian, dan teknokrat.
“Kami juga sedang himpun benih marungga untuk ditanam pada musim penghujan tahun ini. Tentunya pelaksanaan program ini didahului peluncuran dan sosialisasi dengan fokus di lahan kering,” kata Tay Ruba.
Ditambahkan Tay Ruba, pihaknya terus melakukan diversifikasi pangan dengan mendorong masyarakat untuk menanam marungga di lereng, pagar dan pekarangan. Sehingga kebutuhan akan sayur lokal tetap tersedia. Saat ini juga sedang dilakukan identifikasi dan penjajakan lahan marginal untuk ditanam tanaman monikultur.
“Selain untuk konsumsi, marungga juga dimanfaatkan untuk kepentingan gizi. Kita akan konsultasi dengan mitra untuk mengembangkan kelor/marungga agar bisa dijadikan bahan baku industri farmasi,” terang Tay Ruba.(che)