Foto : Paul SinlaeloE
Kupang, Kriminal.co – Paul SinlaeloE koordinator devisi anti korupsi PIAR NTT meminta bagian pengawasan Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT untuk memeriksa Asisten Intelejen (As Intel) Kejati NTT, Bambang Setyadi.
Menurut Paul, pemeriksaan segera dilakukan oleh bagian pengawasan Kejati NTT terkait kasus dugaan korupsi pembangunan gedung pameran NTT Fair tahun 2018 senilai Rp 29 miliar itu.
“Saya minta bagian pengawasan segera dilakukan pemeriksaan terhadap As Intel Kejati NTT selaku ketua tim TP4D dalam proyek NTT Fair,” kata Paul SinlaeloE kepada wartawan, Senin (8/7).
Dijelaskan Paul, pemeriksaan harus dilakukan oleh bagian pengawasan terkaig peran dan fungsi TP4D Kejati NTT dalam mengawal proyek NTT Fair yang kini bermasalah dan telah ditetapkan 6 orang sebagai tersangka.
Ditambahkan Paul, pihak TP4D Kejati NTT wajib menjelaskan kepada publik tugas dan fungsi serta apa yang dilakukan selama mengawal dan memonitoring serta melakukan evaluasi terhadap.proyek NTT Fair.
“As Intel Kejati NTT wajib jelaskan kepada publik apa yang mereka lakukan serta fungsinya dalam proyek NTT Fair yang kini bermasalah hukum,” kata Paul.
Ditegaskan Paul, jika tugas dan fungsi TP4D Kejati NTT dilaksanakan sesuai dengan tugas pokoknya, maka kasus korupsi tidak akan terjadi dalam.proyek NTT.
Namun, lanjut Paul, yang terjadi adalah TPD4 Kejati NTT dibawah kepemimpinan As Intel Kejati NTT gagal total dalam mengawal proyek tersebut.
“TP4D Kejati NTT gagal total tidak buat apa – apa dalam proyek itu. Tugas dan fungsinya dimana. Jika dilakukan dengan baik maka kasus korupsi tidak terjadi dalam proyek itu,” tegas Paul.
Paul juga mengatakan bahwa rapat telah dilakukan sebanyak dua kali untuk membahas keterlambatan pekerjaan proyek NTT yang melibatkan pihak dinas dan penyedia serta pihak TPD4 Kejati NTT.
Dalam rapat tersebut diketahui bahwa progres fisik pekerjaan tidak sesuai dengan schedule atau terjadi deviasi sebesar 21, 429 % yang disebabkan oleh manajemen perusahaan dan ketiadaan material sehingga terjadi kevakuman pekerjaan hingga 2 minggu lamanya yang tertuang dalam berita acara SCM I Nomor 400/05.06/BSCM-643.2/IX/2018 tertanggal 29 September 2018.
Dalam rapat tersebut juga ditemukan adanya keterlambatan progres fisik pekerjaan yang tidak sesuai dengan schedule atau terjadi deviasi sebesar 31, 72 % yang disebabkan oleh ketiadaan material dan pembayaran gaji pekerja yang tertuang dalam berita acara SCM II Nomor 655.05/BSCM – 643.2/XI/2018 tertanggal 6 November 2018.
Berdasarkan temuan itu, lanjut Paul. Tim TP4D Kejati NTT wajib menjelaskan hal itu kepada masyarakat. Seharusnya, pihak TP4D Kejati NTT mengambil sikap tegas dalam mengawasi proyek itu dengan adanya keterlambatan pekerjaan fisik NTT Fair.
Ditambahkan Paul, jika dengan adanya temuan itu TP4D Kejati NTT tidak melakukan apapun maka isu terkait adanya dugaan keterlibatan TPD4 Kejati NTT bisa saja dibenarkan.
“Peran TP4D Kejati NTT dalam proyek NTT Fair apa saja sehingga terjadi korupsi. Saya pikir TP4D Kejati NTT hanya menghabiskan anggaran saja dalam melakukan pengawalan proyek NTT Fair,” kata Paul.(che)