Kupang, Kriminal.co – Aliansi Rakyat Anti Korupsi (ARAKSI) NTT, Selasa (25/01/2022) sekitar pukul 10 : 00 wita, menggelar aksi damai di depan Kantor Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT).
Aksi Damai yang digelar ARAKSI NTT didepan Kantor Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT) menuntut beberapa beberapa kasus agar Kejati NTT segera dituntaskan.
ARAKSI NTT dalam tuntutannya terdapat beberapa kasus yang harus segera dituntaskan oleh Kejati NTT diantaranya proyek jembatan Naen di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) senilai Rp. 19 miliar, segera tuntaskan kasus dugaan korupsi bawang merah di Kabupaten Malaka dan kasus dugaan korupsi pembelian Medium Term Note (MTN) senilai Rp. 50 miliar di Bank NTT dari PT. Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP).
Dalam tuntutannya, ARAKSI berharap agar kasus dugaan korupsi pembelian MTN senilai Rp. 50 miliar jangan sampai “beranak cucu” ditangan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) NTT, Dr. Yulianto, S. H, M. H.
Selain itu, ARAKSI NTT meminta agar kasus dugaan korupsi bawang merah di Kabupaten Malaka segera dituntaskan oleh Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT).
ARAKSI NTT berharap agar penegak hukum di NTT jangan menjadikan sebuah kasus dugaan korupsi di NTT dijadikan sebagai mesin pencetak uang atau ATM berjalan.
Untuk itu, ARAKSI NTT meminta komitmen Kepala Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kajati NTT), Dr. Yulianto, S. H, M. H, dalam penuntasan kasus korupsi di provinsi NTT.
Sebelumnya, Kajati NTT, Dr. Yulianto, S. H, M. H yang dikonfirmasi melalui Kasi Penkum dan Humas Kejati NTT, Abdul Hakim, S. H kepada wartawan, mengaku bahwa saat ini kasus MTN senilai Rp. 50 miliar pada Bank NTT masih terus dilakukan pengembangan.
Dijelaskan Abdul, mengenai kasus tersebut sejumlah alat bukti masih dilakukan penelusuran oleh tim penyidik Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT.
“Sampai sekarang masih dilakukan pengembangan oleh penyidik Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT,” kata Abdul.
Terkait adanya issu mengenai adanya tekanan dari pihak – pihak tertentu, Abdul menegaskan bahwa tidak ada tekanan apapun dari siapapun dalam penuntasan kasus dugaan korupsi MTN senilai Rp. 50 miliar pada Bank NTT.
“Tidak ada tekanan apapun dari siapapun dalam penuntasan kasus dugaan korupsi pembelian MTN senilai Rp. 50 miliar pada Bank NTT,” tegas Abdul.
Ditambahkan Abdul, dalam penuntasan kasus MTN senilai Rp. 50 miliar pada Bank NTT, tim penyidik Tipidsus Kejati NTT bekerja secara profesional tanpa mendengarkan ataupun adanya tekanan dari siapapun.
Dalam kasus ini, lanjut Abdul, tim penyidik Tipidsus Kejati NTT telah memeriksa Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Alex Riwu Kaho, mantan Dirut Bank NTT, Edy Bria Seran dan Kepala Divisi Treasury, Zet Lamu.(che)