Kupang, Kriminal.co – Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), mengantisipasi adanya serangan siber jelang ASEAN summit ke – 42 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
Selain mengantisipasi serangan siber, Polda NTT juga mengantisipasi adanya unjuk rasa selama adanya kegiatan ASEAN Summit ke – 42 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.
“Aparat juga mengantisipasi unjuk rasa dan serangan siber sehingga pelaksanaan Asean Summit berjalan dengan aman dan damai,” kata Kapolda NTT, Irjen Pol. Johni Asadoma di Mapolda NTT, Sabtu 29 April 2023.
Dijelaskan Kapolda NTT, selama 8 hari kedepan, Polda NTT melakukan operasi Komodo Turangga 2023 dari 6 hingga 13 Mei 2023.
“Fokusnya adalah pengamanan dari awal dari bandara, rute yang dilalui dan pelaksanaan kegiatan. Mudah-mudahan tidak ada penyusup dari dalam dan luar negeri,” tandas Kapolda NTT.
Ditambahkan Kapolda NTT, untuk pengamanan VVIP sendiri dilakukan oleh Paspampres diring 1, TNI diring 2 dan Polri diring 3. Khusus untuk pengamanan tamu VIP yakni tingkat menteri adalah tanggungjawab Polri sejak di bandara hingga usai kegiatan.
Kapolda NTT, Irjen Pol. Johni Asadoma juga mengingatkan agar selalu koordinasi. Karena dengan adanya koorfimasi merupakan kunci sukses serta perlu kerjasama semua pihak daro seluruh personil yang ada.
“Ada 2.627 personil Polri yang mengamankan Asean Summit yakni Mabes Polri 967 orang, Polda NTT 1.660 orang dan 20 orang dari NTB. Saya minta agar semua pihak menjaga kehormatan dan kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia,” terang Kapolda NTT.
“Lakukan tindakan mitigasi dengan dialog dan pendekatan.
Saya harapkan anggota untuk cermati potensi gangguan Kamtibmas. Seluruh peralatan yang digunakan agar dibawa karena polisi ditampung di aula dan ruang kelas,” jelas Jenderal Bintang dua ini.
Menurut Kapolda NTT, anggota juga perlu membawa perlengkapan diri karena pengamanan ASEN Summit ke – 42 ini berjalan selama dua minggu.
“Jika ada gejolak maka anggota menggunakan pendekatan humanis tetapi harus tegas pada gangguan yang muncul. Selain itu, tingkatkan deteksi dini dan deteksi aksi,” tegas Kapolda NTT.
“Hindari tindakan yang tidak simpatik serta arogan, jaga kesatuan dan persatuan. Perilaku harus mencerminkan sebagai pelindung dan pengayom masyarakat,” ujar mantan Kadiv Hubinter Polri ini.(che)