Kupang, kriminal.co – Sabtu (10/2) pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi menghabiskan akhir pekan mereka bersama dengan warga Kampung Sabu di Kelurahan Oebobo. Pasangan yang dikenal dengan Paket Victory-Joss ini menyampaikan apa yang menjadi mimpi dan cita-cita mereka untuk membangun NTT.
Josef Nae Soi pada kesempatan tersebut mengatakan, dirinya dan Viktor Laiskodat datang ke NTT tidak lagi mencari jabatan maupun kedudukan tapi semata-mata untuk mengabdi bagi rakyat NTT yang mereka cintai.
Nae Soi mengambil kisah dari Injil dimana Tuhan Yesus ketika mengusir Setan di Kapernaum. “Kenapa Yesus mampu mengusir setan karena Yesus memiliki kuasa. Untuk itu kami datang untuk meminta kuasa kepada rakyat supaya kami bisa mengusir setan yang ada di NTT. Setan-setan itu adalah setan kemiskinan, setan kebodohan dan setan-setan lainnya yang telah hidup sekian lama di NTT sehingga daerah ini tetap tertinggal,” pungkas Nae Soi.
Seseorang harus memiliki dan memenuhi beberapa kriteria jika ingin menjadi pemimpin. Dengan kriteria itulah seorang pemimpin mampu membawa kesejahteraan untuk masyarakat dan kemajuan bagi sebuah daerah.
Seorang pemimpin harus memiliki kriteria-kriteria yang akan membawa sebuah perubahan dan kemakmuran,” ungkap Calon Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Calon Wakil Gubernur, Josef Nae Soi saat menyampaikan orasi politiknya di acara Deklarasi Paket Victory-Joss di Lapangan Simpang Lima, Atambua, Kabupaten Belu.
Laiskodat menguraikan, kriteria pertama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah memiliki kekuatan spiritual. “Pemimpin harus kuat terhadap berbagai godaan dan dia harus membentengi diri dengan kekuatan spriritual yang tinggi. Tanpa itu, pemimpin akan mudah tergoda dan jatuh dalam berbagai cobaan,” kata Viktor.
Dia memberi perumpamaan tentang kehidupan burung Rajawali yang mampu keluar dari dalam badai. Burung Rajawali yang kuat kata Viktor adalah Rajawali yang telah melewati kesengsaraan yang amat menyakitkan sebelum mampu melewati badai sehebat apapun.
“Burung Rajawali harus tinggal ditempat yang paling tinggi dan disana ia akan kehilangan bulu-bulunya. Paruh dan kukunya akan rontok dan ia harus melewati kesakitan yang luar biasa. Setelah itu, bulu-bulunya yang baru akan tumbuh, kukunya yang tajam akan tumbuh dan paruhnya yang kokoh akan tumbuh. Setelah melewati ini semua, Rajawali akan mampu menghadapi badai sehebat apapun,” kata Laiskodat.
Kriteria kedua bagi seorang pemimpin ungkap Viktor Laiskodat adalah harus cerdas. Tanpa kecerdasan yang cukup maka mustahil seorang pemimpin mampu membawa sebuah perubahan. ” Pemimpin itu adalah tempat berkeluh kesah jutaan rakyat dengan berbagai persoalannya. Jika pemimpin tidak cerdas maka mimpi masyarakat untuk sebuah perubahan hanyalah mimpi belaka,” ujar Laiskodat.
Laiskodat melanjutkan, kriteria ketiga bagi seorang pemimpin harus sehat secara rohani dan jasmani. Dengan kondisi wilayah NTT yang luas dan terdiri dari kepulauan, membutuhkan seorang pemimpin yang kuat secara jasmani. “Kalau pemimpinnya tidak sehat bagaimana dia bisa masuk keluar desa untuk melihat kondisi masyarakat,” tambah Laiskodat.
Kriteria yang keempat jelas Viktor adalah seorang pemimpin harus bisa dipercaya dan memiliki koneksi yang luas. Seorang pemimpin harus dipercaya tidak saja oleh rakyat yang memberi legitimasi saat Pilgub tapi juga kepercayaan dari Pemerintah pusat maupun para investor. Pemimpin juga harus memiliki koneksi yang kuat secara nasional maupun internasional sehingga mampu mendatangkan unvestor dalam membangun NTT.
“Jika seorang pemimpin tidak dipercaya maka bagimana dia bisa mendatangkan anggaran bagi daerah yang sudah sulit ini. Dan kalau pemimpin tidak punya koneksi maka jangan berharap mampu melakukan percepatan pembangunan. Untuk itu, saya menunggu bapak ibu di Belu apakah memberi kepercayaan pada saya dan pak Josef pada tanggal 27 Juni nanti untuk memimpun daerah ini,” tutup Laiskodat.(che/jrg)