Sabu, kriminal.co – Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT akhirnya meningkatkan status kasus dugaan korupsi pada Dana Bantuan Sosial (Bansos) di Kabupaten Sabu Raijua 2013, 2014 dan 2015 senilai Rp 35 miliar pada tingkat penyidikan (DIK).
Peningkatan status oleh tim penyidik Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) Kejati NTT dari penyelidikan (LID) ke penyidikan (DIK) setelah tim penyidik Tipidsus Kejati NTT menggelar ekspose perkara itu dihadapan Kajati NTT, Dr. Sunarta dan Wakajati NTT, RI. Teguh pada, Kamis (17/5) di Kantor Kejati NTT.
Kasi Penkum dan Humas Kejati NTT, Iwan Kurniawan kepada wartawan menegaskan bahwa peningkatan status dari penyilidikan ke penyidikan karena tim penyidik Tipidsus Kejati NTT menemukan adanya unsur tindak pidana dalam pengelolaan anggaran dana Bansos di Kabupaten Sabu Raijua (Sarai).
“Hasil ekspos oleh penyidik ditemukan adanya perbuatan melawan hukum dalam pengelolaan anggaran sehingga ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan,”tegas Kurniawan.
Ditambahkan Kurniawan, selain adanya perbuatan melawan hukum dalam pengelolaan anggaran dana Bansos di Kabupaten Sabu Raijua, peningkatan status kasus tersebut dikarenakan adanya perbuatan oknum yang mengakibatkan kerugian negara.
Setelah ditingkatkan statusnya, lanjut Kurniawan, tim penyidik Tipidsus Kejati NTT segera memanggil beberapa saksi lagi untuk diperiksa terkait kasus dugaan korupsi pengelolaan dana Bansos di Kabupaten Sabu Raijua.
“Setelah ini, nanti rencananya panggil lagi saksi-saksi untuk diperiksa terkait pengelolaan anggaran dana Bansos itu,”terang Kurniawan.
Untuk diketahui, gelar perkara dana Bansos Kabupaten Sarai dihadiri oleh Kajati NTT, Dr. Sunarta, Wakajati NTT, RI. Teguh, Aspidsus, Gaspar Kase, Asisten Intelejen Kejati NTT, Asisten Pengawasan Kejati NTT, Asisten Pembinaan Kejati NTT dan beberapa pejabat tinggi lainnya di Kejati NTT, Kamis (17/5) sekitar pukul 10:00 wita.(che)
